Dalam hidup, cobaan selalu ada menempa diri kita. Kadang berat, sulit, dan tidak tahu harus berbuat apa. Sama halnya ketika kita memutuskan untuk hijrah; berat, tak mudah dan macam liku lainnya. Mengubah suatu keadaan menjadi kebiasaan yang baik perlu komitmen yang mesti dipupuk dengan kesungguhan serta senantiasa tersirami
ketaatan.Saat ini mungkin kita tengah berada di titik jenuh kehampaan sebagai seorang manusia, terlalu sering berbuat buruk hingga lupa beribadah kepadaNya. Disinilah teman, kita harus hijrah, mengubah hal tidak baik yang biasa dilakukan menjadi perbuatan yang mendekatkan diri kita kepada Allah.
Mungkin nanti ada perasaan takut, cemas, bagaimana nanti tanggapan oranglain tentang hijrah yang kita lakukan; tidak apa-apa hijrah saja dulu, umpatan seseorang terhadap hijrah yang diusahakan adalah bukti bahwa kita tengah berada dimuara kebaikan. Celaan mereka adalah lecutan bahwa kita harus lebih bersemangat dalam berhijrah.
Memang berat.. tapi cobalah, hijrah saja dulu. Toh, nanti jika sudah merasakan pasti ketagihan. Hehe
Ada sebagian yang mengatakan “hijrah itu mudah, yang sulit ialah istiqomah.” Inilah kebenaran, teman; bahwa untuk tetap berada di jalan kebaikan kita mesti senantiasa memperbanyak bekal; sahabat yang selalu mengingatkan, lingkungan yang mendukung, tekun beribadah, serta ikutilah kajian-kajian yang menambah keimanan dan kemantapan untuk terus di jalan hijrah. Ia adalah bekal dalam perjalanan untuk senantiasa istiqomah menapaki jalan hijrah.
Memang, jalan hijrah tak selamanya mudah, tapi jangan sampai membuat iman goyah. Faktanya, hijrah itu berlika-liku, tak jarang melipir pada cemoohan manusia. Tapi inilah ujiannya, atau mungkin serunya.
Sebagai contoh coba kita bayangkan, kalau novel itu alur ceritanya datar pasti nggak seru, alhasil ya jauh dari kata bestseller. Nah, begitulah hijrah, teman. Alurnya kadang mendebarkan, ceritanya mengharukan, tapi insya Allah kita mengetahui ujung jalan hijrah ini adalah tempat terbaik yang tak sebanding dengan apapun. Surga.
Teman.. Hijrah saja dulu istiqomah kemudian tetapkan diri dijalan kebaikan, kita tidak pernah tahu sampai kapan Allah memberi kita kesempatan dan berapa lama lagi kita tinggal di dunia. Namun yang harus di yakini adalah; maut senantiasa mengintai, membuntuti kita dengan liar, ia dapat menyergap kapan saja sesuai ketetapan. Maka hijrah saja dulu teman, lalu istiqomah kemudian.